skip to main
|
skip to sidebar
Beranda
Jenis OPT
Kelola OPT
Buku & Jurnal
Jeruk
Biosecurity
Home
Business
Downloads
Parent Category
Featured
Health
music
politics
Uncategorized
Blogger Themes
Text
Bakteri
Citrus Vein Phloem Degeneration
(CVPD), yang kini dikenal sebagai huanglongbing (HLB), merupakan ancaman ketahanan hayati yang dapat memusnahkan plasma nutfah jeruk keprok (
Citrus reticulata
). Demikian diungkapkan oleh Profesor Siti Subandiyah, Guru Besar Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin (11/4/2011) di Yogyakarta. "Berdasarkan penelitian kami, saat ini beberapa jenis jeruk keprok, seperti jeruk keprok garut, jeruk keprok tawangmangu, dan jeruk keprok grabag, sudah sangat sulit ditemukan di lapangan," ucapnya. Bahkan, "Bakteri CVPD kini juga telah merusak jeruk keprok soe di Timor Barat".
Penelitian Ketahanan Hayati Jeruk
Kami berusaha untuk menayangkan sebanyak mungkin informasi mengenai ketahanan hayati jeruk. Untuk itu, kami sangat mengharapkan dukungan semua pihak yang peduli terhadap masa depan jeruk di Timor Barat untuk memberikan kontribusi melalui pengiriman laporan hasil penelitian maupun artikel untuk ditayangkan. Bila diperkenankan, kami akan menayangkan laporan hasil penelitian atau artikel yang kami terima secara lengkap. Namun bila tidak, kami akan menayangkan hanya ringkasan atau abstrak laporan penelitian yang kami terima. Silahkan hubungi kami untuk memperoleh penjelasan lebih lanjut mengenai cara pengiriman naskah.
Cuplikan Wawancara
Daun su menguning ... mana kaku ju, buah jeruk su kecil begini… tapi kok kita masih ... tutup-tutupi... masih bilang ini bebasss CVPD. Yang bilang ini buta... jadi bilang bebas ... bahasa mereka sa yang bebas. Pohon ini sa su ada [gejala CVPD], anakan di pot itu ju ada ... mulai itu su, dari bibit. Memang ada yang... ada yang nanti kembali pulih ... tapi sebagian besar nanti mati pelan-pelan. Yang pulih ju, nanti kalau ketong tanam... gejalanya muncul... nanti mati ju... Bibit memang su sertifikasi ... pakei label. Tapi siapa yang jamin penangkar ambil mata [mata tunas] dari pohon induk yang telah dipeneng? Lagi ju ... pohon induk diperiksa satu kali sa ... tes buah sa banyak-banyak ...
StatCLICK
Jeruk Lain
Jeruk Kumkuat (Citrus japonica)
Jeruk Lemon (Citrus x limon)
Jeruk Limau Gedang (Citrus x paradisi)
Jeruk Nipis (Citrus auratiifolia)
Jeruk Papeda (Citrus cavaleriei)
Jenis Jeruk Unik
Jeruk Jemari Australia (Citrus australiaca)
Jeruk Limo (Cytrus amblycarpa)
Jeruk Merah Darah (Citrus x sinensis)
Jeruk Purut (Citrus hystrix)
Jeruk Tangan Buddha (Cirus medica)
Jenis Jeruk Utama
Jeruk Asam (Citrus x aurantium)
Jeruk Besar (Citrus maxima)
Jeruk Keprok (Citrus reticulata)
Jeruk Manis (Citrus x sinensis)
Jeruk Sitrun (Citrus medica)
Kata Kunci
bebas CVPD
budidaya selaras alam
CVPD
deteksi dan peringatan dini
Diaphorina citri
globalisasi
HLB
huanglongbing
jeruk keprok soe
ketahanan hayati
Ketahanan hayati tumbuhan
komunikasi risiko
kutu loncat jeruk asia
paradigma baru
pengalihan url
pengelolaan risiko
penilaian risiko
pesan singkat
PHT
SIG
sistem pakar
tatakelola pemerintahan
Kesan Terkini
View shoutbox
Categories
bebas CVPD
(5)
budidaya selaras alam
(1)
CVPD
(3)
deteksi dan peringatan dini
(1)
Diaphorina citri
(1)
globalisasi
(1)
HLB
(3)
huanglongbing
(4)
jeruk keprok soe
(4)
ketahanan hayati
(4)
Ketahanan hayati tumbuhan
(1)
komunikasi risiko
(1)
kutu loncat jeruk asia
(1)
paradigma baru
(1)
pengalihan url
(1)
pengelolaan risiko
(1)
penilaian risiko
(1)
pesan singkat
(1)
PHT
(1)
SIG
(1)
sistem pakar
(1)
tatakelola pemerintahan
(4)
Asal Pengunjung
Asal Pengunjung
Beranda
Jenis OPT
Kelola OPT
Buku & Jurnal
Jeruk
Biosecurity
Jajak Pendapat
Mari Bergabung
Tinggalkan Pesan
Mari Berbagi
Beranda
Jenis OPT
Kelola OPT
Buku & Jurnal
Jeruk
Biosecurity
Hubungi Kami
Mari Berbagi
Arsip Seluruh Tayangan
Arsip Seluruh Tayangan
Januari (1)
September (1)
Agustus (1)
Juli (4)
Juni (2)
Mei (1)
Oktober (6)
Search
Kamis, 14 Oktober 2010
Menurut pemerintah, bibit JKS telah diawasi dengan ketat. Bagaimana dengan bibit ini, apakah benar-benar bebas CVPD?
Menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten TTS, bibit JKS telah diawasi dengan ketat sehingga tidak mungkin beredar bibit berpenyakit, apalagi berpenyakit CVPD. Kata Kepala Dinas, kalau ada orang yang mengatakan jeruk keprok soe berpenyakit CVPD, termasuk bibitnya, berarti itu melanggar perda.Katanya, untuk menegakkan perda, upaya telah dilakukan dengan sekuat tenaga untuk mencegah masuknya bibit jeruk dari luar. Sungguh ini merupakan upaya yang sangat luar biasa. Hanya saja, persoalannya kemudian adalah sejak kapan perda diberlakukan dan kapan pengawasan benar-benar telah dilakukan dengan ketat? Bukan tidak mungkin, CVPD sebenarnya sudah ada jauh sebelum diberlakukan perda. Dan bukan tidak mungkin pula, setelah ada perda, pengawasan hanya dilakukan sewaktu-waktu saja.
Atau, bagaimana bila yang melakukan pengawasan tidak mengetahui gejala CVPD? Bagaimana petugas yang tidak mengetahui gejala CVPD dapat melakukan pengawasan untuk menjamin bibit jeruk keprok soe bebas CVPD? Kata Kepala Dinas, CVPD hanya dapat dipastikan oleh para pakar yang berkompeten dari Balitjes Tlekung, Malang. Nah, di sinilah kemudian justeru duduk persoalannya. Karena hanya pakar dari Malang yang dipandang berkompeten untuk memastikan keberadaan CVPD maka petugas lapangan kemudian menjadi tidak berani mengambil keputusan. Keputusan baru bisa diambil pada saat pakar datang. Sementara itu, produksi bibit terus berlangsung, terlepas dari pengawasan para pakar.
Lebih dari itu, pembibitan adalah lahan bisnis yang menguntungkan. Jauh lebih menguntungkan daripada produksi buah jeruk keprok soe itu sendiri. Bagaimana tidak? Penangkar ada yang berijin, ada pula yang tidak. Harga bibit menurut perda ditetapkan Rp 5.000,- per bibit. Tetapi harga itu bukan di tingkat penangkar, melainkan di tingkat pengusaha yang memenangkan tender pengadaan bibit. Pada tingkat penangkar, jauh lebih murah, apalagi pada penangkar tidak berijin. Seorang penangkar berijin mengatakan bahwa pada tingkat penangkar harga bibit dapat mencapai hanya Rp 1.500,- per bibit. Dapat dibayangkan, pada penangkar tidak berijin tentu harganya lebih murah lagi. Pengusaha memperoleh selisih harga yang jauh lebih besar tanpa perlu repot.
Posted in:
bebas CVPD
,
tatakelola pemerintahan
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda
Popular Posts
CVPD: Penyakit Mematikan dan Paling Merusak Bagi Jeruk
Oleh: I W. Mudita dan R.L. Natonis A. Apa Itu CVPD dan Mengapa Penting? CVPD adalah nama penyakit jeruk, singkatan dari Citrus Vein P...
Jeruk Keprok Soe: Penderitaan Dalam Gelimang Proyek (Bagian 2)
JKS bebas CVPD katanya karena pemerintah telah melarang bibit okulasi masuk dari luar NTT. Tetapi inang CVPD bukan hanya JKS, melainkan juga...
Kutu Loncat Jeruk Asia Diaphorina citri
Oleh: I W. Mudita dan R.L. Natonis A. Apa Itu Kutu Loncat Jeruk Asia dan Mengapa Penting? Kutu loncat jeruk Asia adalah serangga berukur...
Kata Kadis Pertanian Kabupaten TTS, JKS Bebas CVPD. Bagaimana dengan tanaman jeruk di kebun milik Bpk Frans Nitsae ini?
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten TTS menolak dengan tegas bahwa tanaman jeruk keprok soe di Kabupaten TTS telah terkena penyakit CVPD. Kalau...
Ketahanan Hayati dan PHT: Berbeda atau Sama Saja?
Ketika menghadiri 3 rd Small Island Biosecurity Workshop pada 19 Mei 2011, sahabat saya dari Unpatti, Dr. Wardis Girsang, menyampaikan kep...
Faktor Lingkungan dalam Segitiga Penyakit, Bukan Hanya Lingkungan Fisik
Ketika mempelajari Ilmu Penyakit tumbuhan kita diajar bahwa perkembangan penyakit tumbuhan ditentukan oleh interaksi tiga faktor, yaitu pato...
Jeruk Keprok Soe: Penderitaan Dalam Gelimang Proyek (Bagian 1)
Proyek pengembangan jeruk keprok soe (JKS) berlanjut dari tahun ke tahun, mulai dari Proyek Kabkodya tahun 1970-an, OECF, Winrock, BLM, dan ...
Mendampingi Kunjungan Prof. Siti Subandiyah, Pakar CVPD dari UGM, untuk Melihat Keadaan Jeruk di Timor Barat
Pada 8-11 September 2011, Prof. Siti Subandiyah, pakar CVPD terkemuka dunia dari UGM, Yogyakarta, berkunjung untuk melihat keadaan jeruk di ...
Citrus Expedition 2011: Tunjukkan Memang Peduli terhadap Jeruk
Pada akhir Mei 2011 saya berkesempatan kembali menapak tilas lokasi penelitian ketahanan hayati jeruk yang saya lakukan tahun 2008-2010. Dar...
Menurut pemerintah, bibit JKS telah diawasi dengan ketat. Bagaimana dengan bibit ini, apakah benar-benar bebas CVPD?
Menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten TTS, bibit JKS telah diawasi dengan ketat sehingga tidak mungkin beredar bibit berpenyakit, apala...
Categories
bebas CVPD
(5)
budidaya selaras alam
(1)
CVPD
(3)
deteksi dan peringatan dini
(1)
Diaphorina citri
(1)
globalisasi
(1)
HLB
(3)
huanglongbing
(4)
jeruk keprok soe
(4)
ketahanan hayati
(4)
Ketahanan hayati tumbuhan
(1)
komunikasi risiko
(1)
kutu loncat jeruk asia
(1)
paradigma baru
(1)
pengalihan url
(1)
pengelolaan risiko
(1)
penilaian risiko
(1)
pesan singkat
(1)
PHT
(1)
SIG
(1)
sistem pakar
(1)
tatakelola pemerintahan
(4)
Archives
►
2012
(1)
►
Januari
(1)
►
2011
(9)
►
September
(1)
►
Agustus
(1)
►
Juli
(4)
►
Juni
(2)
►
Mei
(1)
▼
2010
(6)
▼
Oktober
(6)
Kutu Loncat Jeruk Asia Diaphorina citri
CVPD: Penyakit Mematikan dan Paling Merusak Bagi J...
Bertani Selaras Alam untuk Menghindari CVPD
Menurut pemerintah, bibit JKS telah diawasi dengan...
Kata Kadis Pertanian Kabupaten TTS, JKS Bebas CVPD...
Sumber Informasi Alternatif
Download
Feedjit Live Blog Stats
Design by
Free WordPress Themes
| Bloggerized by
Lasantha
-
Premium Blogger Themes
|
Justin Bieber
,
Gold Price in India
Internet
Market
Stock
Dvd
Games
Software
Office
Child Category 1
Child Category 2
Child Category 3
Child Category 4
Sub Child Category 1
Sub Child Category 2
Sub Child Category 3
Childcare
Doctors