Minggu, 18 September 2011

Mendampingi Kunjungan Prof. Siti Subandiyah, Pakar CVPD dari UGM, untuk Melihat Keadaan Jeruk di Timor Barat

Pada 8-11 September 2011, Prof. Siti Subandiyah, pakar CVPD terkemuka dunia dari UGM, Yogyakarta, berkunjung untuk melihat keadaan jeruk di Timor Barat. Tujuan kunjungan beliau yang sebenarnya sesungguhnya adalah mendampingi mahasiswa S3 bimbingan beliau untuk mengambil sampel jeruk besar (Citrus maxima). Tetapi karena beliau adalah pakar CVPD maka tentu saja beliau tidak membuang kesempatan, sekalian melihat keadaan jeruk keprok soe (JKS, Citrus reticulata), yang menurut pemerintah daerah, khususnya pemerintah Kabupaten TTS, masih bebas CVPD. Pada hari pertama, kunjungan dilakukan ke kebun bibit hortikultura di Nonbes, Kecamatan Amarasi. Di...

Rabu, 17 Agustus 2011

New Book: Managing Biosecurity Across Border

This book works towards a strategy for managing plant biosecurity in complex contexts. Managing the risks that pests and diseases pose to plants of all kinds is a highly complex issue, made more so in an era where climate change is facing us on a daily basis. Borders between nations, regions and culturally distinct and diverse peoples provide the background for the multi-disciplinary but integrated research presented in this book. The policy, power-plays and vested interests of people from all sectors and tiers of society coming to grips with basic issues of securing their food supplies and cultural heritage provide the foreground in a drama...

Jumat, 15 Juli 2011

Jeruk Keprok Soe: Penderitaan Dalam Gelimang Proyek (Bagian 2)

JKS bebas CVPD katanya karena pemerintah telah melarang bibit okulasi masuk dari luar NTT. Tetapi inang CVPD bukan hanya JKS, melainkan juga berbagai jenis jeruk lainnya. Mungkin saja JKS benar-benar telah diawasi, tetapi bagaimana dengan jeruk besar, siapa yang mengawasi pembibitan dan distribusi bibitnya? Bukankah inang CVPD, kutu loncat jeruk asia Diaphorina citri, dapat menularkan CVPD dari jeruk besar, apalagi dari jeruk keprok Hickson, ke JKS dan sebaliknya? Maka perhatikanlah gejala yang sama pada jeruk keprok Hickson (JKH) dan jeruk besar (JB) yang ditemukan di lapangan. Gejala pada Jeruk Keprok Hickson di BBI OelbubukGejala pada JKH:...

Jeruk Keprok Soe: Penderitaan Dalam Gelimang Proyek (Bagian 1)

Proyek pengembangan jeruk keprok soe (JKS) berlanjut dari tahun ke tahun, mulai dari Proyek Kabkodya tahun 1970-an, OECF, Winrock, BLM, dan entah apa lagi. Tapi mari kita saksikan, bagaimana nasib JKS dalam gelimangan proyek atas nama pengembangan (dan kini rehabilitasi?) itu. Katanya JKS bebas CVPD, tapi coba kita simak baik-baik foto gejala berikut ini sebelum kemudian bersikukuh bahwa JKS bebas CVPD. Pertama-tama. Simak foto gejala CVPD yang diplublikasikan oleh Bove (2006). Kemudian, perhatikan foto gejala lapangan pada pohon, ranting dan daun, dan buah JKS. Selanjutnya lihat pula hasil uji PCR yang dilakukan di universitas ternama di Pulau...

Sabtu, 02 Juli 2011

Selamat Datang Para Peserta Lokakarya Rehabilitasi Agribisnis Jeruk Keprok Soe di Hotel Kristal, Kupang, 21 Juli 2011

Be who you are and say what you feel because those who mind don't matter and those who matter don't mind.Theodor Seuss Geisel,penulis, penyair, dan kartunis Amerika“Horton Hears a Who” Di tengah-tengah sedang menulis disertasi mengenai “citrus biosecurity governance and community engagement in West Timor”, untuk mengusir jenuh, saya iseng-iseng berselancar di Internet guna mencari informasi mengenai CVPD di Indonesia. Pada mulanya topik disertasi saya adalah ketahanan hayati (biosecurity) jeruk secara umum, tetapi karena kasus yang saya temukan di lapangan maka lembaga penyandang beasiswa saya, Cooperative Research Centre for National Plant Biosecurity (CRCNPB), mendorong saya untuk memfokuskan penelitian saya pada penyakit huanglongbing (HLB, yang dahulu dikenal sebagai citrus...

Jumat, 01 Juli 2011

Pengembangan Sistem Deteksi dan Peringatan Dini Ketahanan Hayati Jeruk Melalui Implementasi Komunikasi Seluler dan SIG di Dataran Tinggi Timor Barat

Abstrak Tesis S2 Oleh: Remi L. Natonis Ir. Vincent Tarus, M.Sc., Ph.D., Pembimbing I. Ir. R. Pellokila, M.Sc., Ph.D., Pembimbing II. Program Pascasarjana Universitas Nusa Cendana Ketahanan hayati tumbuhan (plant biosecurity) merupakan pendekatan baru untuk menjamin agar tumbuhan dapat aman (secure) dari gangguan yang ditimbulkan oleh berbagai organisme penggangu tanaman (OPT). Berbeda dengan PHT, dengan ketahanan hayati pengendalian OPT dilakukan bukan hanya OPT telah melintasi batas (border) dan berada di dalam batas (post-border), tetapi juga ketika masih berada di luar batas (pre-border). Dalam kaitan dengan pendekatan ini, sampai saat ini pemerintah, baik Pemerintah Provinsi NTT maupun Pemerintah Kabupaten TTS dan Kabupaten TTU, belum mengakui keberadaan CVPD pada JKS. Dengan tidak...

Selasa, 21 Juni 2011

Faktor Lingkungan dalam Segitiga Penyakit, Bukan Hanya Lingkungan Fisik

Ketika mempelajari Ilmu Penyakit tumbuhan kita diajar bahwa perkembangan penyakit tumbuhan ditentukan oleh interaksi tiga faktor, yaitu patogen (penyebab penyakit), tanaman inang, dan faktor lingkungn. Agar suatu penyakit dapat berkembang maka harus ada patogen yang virulen (bisa menimbulkan penyakit), tanaman inang yang rentan (mudah menjadi sakit), dan lingkungan yang mendukung (memungkinkan patogen menimbulkan penyakit dan memungkinkan tanaman menjadi sakit). Interaksi ketiga faktor tersebut biasa disebut segitiga penyakit. Di antara ketiga faktor tersebut, tidak ada yang lebih penting atau kurang penting, sebab kalau salah satu tidak tersedia maka penyakit tidak akan berkembang. Ketika mempelajari pengaruh lingkungan terhadap perkembangan penyakit, yang selama ini kita dapat dari mengikuti...

Minggu, 12 Juni 2011

Citrus Expedition 2011: Tunjukkan Memang Peduli terhadap Jeruk

Pada akhir Mei 2011 saya berkesempatan kembali menapak tilas lokasi penelitian ketahanan hayati jeruk yang saya lakukan tahun 2008-2010. Dari Kefa menuju Eban, Eban, Kapan, dan Soe saya melewati desa-desa lokasi penelitian Suanae, Sallu, Lemon, Fatumnutu, Eonbesi, Oelbubuk, dan Binaus. Di Oelbubuk saya singgah di BBI Hortikultura dan kemudian di Soe saya mampir di kebun milik Bapak Frans Nitsae, seorang pegawai dinas pertanian yang merangkap sebagai penangkar dan petani jeruk. Apa yang saya temukan dalam perjalanan napak tilas saya ini sungguh mencengangkan. Supaya saya tidak dikatakan membesar-besarkan masalah, silahkankan saja simak foto-foto...

Sabtu, 21 Mei 2011

Ketahanan Hayati dan PHT: Berbeda atau Sama Saja?

Ketika menghadiri 3rd Small Island Biosecurity Workshop pada 19 Mei 2011, sahabat saya dari Unpatti, Dr. Wardis Girsang, menyampaikan kepada saya bahwa di Provinsi Maluku masih banyak pihak yang belum begitu paham mengenai kaitan antara ketahanan hayati (biosecurity) dengan PHT (Pengendalian Hama Terpadu). Apakah ketahanan hayati dan PHT itu sama atau berbeda? Bila sama di mana samanya dan bila berbeda di mana bedanya? Bagi saya pertanyaan ini bukan hal yang mengagetkan. Ketahanan hayati hayati sebenarnya merupakan konsep yang masih relatif baru. Dan karena merupakan konsep baru maka wajar, bahkan sangat wajar, bila masih banyak pihak belum memahami betul apa itu sebenarnya ketahanan hayati. Karena itu pula, wajar bila banyak pihak belum dapat membedakan ketahanan hayati dengan PHT. Selain...
Page 1 of 41234Next

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India